BMK ACEH TAMIANG RAIH PENGHARGAAN BAZNAS

PPID Aceh Tamiang | Jumat, 2 September 2022 | Kabar Daerah 

Aceh Tamiang: Baitul Mal Kabupaten (BMK) Aceh Tamiang kembali meraih penghargaan tingkat nasional. Kabar perihal penghargaan dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) ini disampaikan oleh Kepala Baitul Mal, Mulkan Tampubolon, bersama Kepala Sekretariat Baitul Mal, Dedi Nurfadli, saat menyerahkan Piagam penghargaan tersebut kepada Bupati Mursil, Jumat (2/9/22), di aula Setdakab.

Bupati Aceh Tamiang, Mursil, SH, M.Kn, usai menerima piagam penghargaan tersebut menyampaikan apresiasinya atas kinerja dan capaian BMK setempat.

“Alhamdulillah, ini capaian kita di Bulan Agustus 2022. Kami sangat mengapresiasi kinerja dan capaian BMK Aceh Tamiang ini”, ujar Bupati sumringah.

Kepala Sekretariat BMK Dedi Nurfadli menerangkan, penghargaan yang diraih oleh unit kerjanya adalah hasil pelaporan dalam program Pengukuran Indeks Zakat Nasional dan Kaji Dampak Zakat 2022 yang dilaksanakan oleh Baznas.

“Ini hasil pelaporan kinerja pengelolaan zakat yang dikelola oleh BMK Aceh Tamiang”, tutur Dedi

Disebutkannya, BMK Aceh Tamiang menjadi terbaik kedua, setelah Baitul Mal Kabupaten Aceh Barat.

“Kita urutan kedua, setelah Aceh Barat. Seterusnya, ada BMK Aceh Utara, BMK Banda Aceh, dan BMK Nagan Raya”, lanjutnya menguraikan.

Dalam kesempatan wawancara yang dilakukan oleh tim Humas tadi Dedi menambahkan, hasil dari Pengukuran Indeks Zakat Nasional (IZN) dan Kaji Dampak Zakat (KDZ) 2022 akan dijadikan dasar penentuan nominator penerima Baznas Award yang rencananya akan diumukan akhir tahun ini.

Dilansir dari laman portal Baznas, dijelaskan bahwa Indeks Zakat Nasional (IZN) yang diluncurkan pada tahun 2016 lalu menjadi jawaban atas kebutuhan akan alat ukur standar untuk mengevaluasi dan menilai kinerja perzakatan nasional. Dengan adanya IZN, sebagai negara mayoritas muslim, Indonesia telah memiliki parameter objektif dalam evaluasi pengelolaan zakat dan menjadi kiblat bagi pengelolaan zakat di dunia.

Indeks Zakat Nasional (IZN) merupakan sebuah indeks komposit yang dibangun dengan tujuan untuk mengukur perkembangan kondisi perzakatan nasional. IZN diharapkan menjadi indikator yang dapat memberikan gambaran sejauh mana zakat telah berperan terhadap kesejahteraan mustahik, dan juga dapat menunjukkan pada tahap apa institusi zakat telah dibangun, baik secara internal kelembagaan, partisipasi masyarakat, maupun dari sisi dukungan yang diberikan pemerintah.

Secara umum konsep pengukuran IZN dilakukan dengan melihat dua dimensi pembentuknya yaitu dimensi makro dan dimensi mikro. Dimensi makro merefleksikan peran dan kontribusi pemerintah dan masyarakat secara agregat dalam membangun institusi zakat di daerah bersangkutan.

Dimensi ini memiliki 3 indikator yaitu: regulasi, dukungan anggaran pemerintah, dan database lembaga zakat. Kecuali regulasi dan dukungan anggaran pemerintah, indikator database lembaga zakat kemudian diturunkan kembali menjadi 3 variabel yaitu: jumlah lembaga zakat resmi, muzaki individu, dan muzaki badan usaha.

Sementara itu dimensi mikro merupakan bagian yang disusun dalam perspektif kelembagaan zakat dan penerima manfaat dari zakat atau mustahik. Secara teknis penyusunan, dimensi mikro memiliki dua indikator yaitu performa lembaga zakat dan dampak zakat terhadap mustahik.

Indikator performa lembaga zakat kemudian dibuat lebih terperinci ke dalam 4 variabel yang mengukur performa lembaga dari aspek pengumpulan, pengelolaan, penyaluran, dan pelaporan. Sedangkan indikator dampak zakat merupakan gabungan 5 variabel yang melihat dampak secara ekonomi, spiritual, pendidikan, kesehatan, dan kemandirian.

Kepala BMK Mulkan Tampubolon, dalam penutupnya menyampaikan pihaknya berharap tahun ini, Kabupaten Aceh Tamiang kembali meraih Baznas Award. Kepada seluruh aparatur, petugas dan amil zakat BMK, Mulkan mengatakan  penghargaan yang baru diraih bisa menjadi motivasi dan inspirasi dalam berbuat kebaikan.

“Semoga dapat menjadi motivasi dan inspirasi untuk ber-fastabiqul khairaat”, pungkasnya. [Ar]